Emotional eating atau makan emosional adalah kondisi dimana seseorang melibatkan makanan sebagai cara untuk mengatasi emosi, bukan makan karena lapar. Jika sedang marah, sedih, dan, stres, beberapa orang mencari makanan untuk menenangkan emosinya. Biasanya makanan dijadikan sebagai pengalih perhatian.
Di saat itulah, Anda memilih untuk makan saja supaya memperoleh kenyamanan selain memikirkan masalah atau kondisi yang menyakiti. Di bawah ini, blog makan susun ulang akan membahas berbagai faktor penyebab makan emosional.
Apa Saja Penyebab Makan Emosional?
Stres
Penyebab yang pertama adalah stres. Makan sendiri memberikan sensasi sementara yang bisa mengurangi stres. Namun, saat makanan habis, masalah emosional yang menjadi penyebabnya tetap ada. Untuk mengatasi hal ini, penting untuk menemukan cara yang tepat untuk mengatasi emosi, seperti olahraga, meditasi, dan terapi.
Kondisi Lingkungan
Lingkungan juga dapat menjadi faktor penyebab terjadinya makan emosional. Jika sudah terbiasa hidup di lingkungan yang mana makanan berfungsi sebagai kenyamanan atau penghargaan, seseorang lebih rentan akan kebiasaan makan emosional.
Misalnya, jika Anda mempunyai teman menggunakan makanan untuk merayakan atau mengatasi stres, mungkin Anda juga menggunakan kebiasaan makan yang sama. Maka, penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung makan sehat.
Rasa Lapar Emosional
Kadang seseorang salah membedakan rasa lapar fisik dengan rasa lapar emosional. Mereka mungkin merasakan lapar saat mereka bosan, kesepian, atau sedih. Saat Anda menjadi lebih sadar akan perasaan ini, maka bisa menghindari makan emosional. Sebelum mengonsumsi makanan, tanyakan dulu pada diri sendiri apakah rasa lapar itu asalnya dari fisik atau mental.
Kurangnya Koping Skills
Penyebab yang terakhir adalah kurang koping skills. Beberapa orang tidak mempunyai keterampilan koping yang ampuh untuk menghadapi emosi negatif. Makan dapat menjadi cara untuk mengatasi perasaan tersebut. Namun, ini hanya memberikan rasa tenang sementara dan tidak bisa menyelesaikan akar masalahnya.
Mempelajari strategi koping yang sehat, seperti membuat jurnal aktivitas sehari-hari, berbicara dengan seseorang yang bisa dipercayai, dan meluangkan waktu untuk diri sendiri dipercaya bisa membantu mengatasi makan emosional.