Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mempertanyakan kenapa Indonesia dan Uni Eropa (UE) selalu ribut soal perdagangan. Saat ini terdapat empat kasus Indonesia dengan Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO). Yakni, larangan ekspor nikel Indonesia, kebijakan Uni Eropa terhadap produk minyak sawit, pengenaan bea masuk imbalan (BMI) dan bea masuk anti dumping (BMAD) oleh Uni Eropa terhadap baja Indonesia, serta pengenaan BMI oleh Uni Eropa terhadap biodiesel Indonesia.
Zulhas, sapaan akrabnya, kemudian membandingkan perdagangan UE dengan negara lain di Asia Tenggara seperti Thailand, Vietnam, dan Singapura. "Perdagangan Indonesia dengan UE kecil. Sepertiga atau seperempat dibanding EU dengan Vietnam, seperempat dibanding EU dengan Thailand, seperempat dibanding EU dengan Singapura. Kita masih kecil, tapi terus gaduh," katanya dalam acara Sosialisasi Permendag di Bidang Ekspor, Kamis (31/8/2023). Zulhas pun mempertanyakan kenapa Indonesia dan UE selalu berselisih dalam hal perdagangan.
Bocah SD Meninggal di Kolam Renang, Orang Tua Tak Tahu Korban Sempat Pindah ke Kolam yang Dalam Fakta Bocah 6 Tahun Meninggal Tenggelam di Kolam Renang Dayang Resort Singkawang Protes ke Uni Eropa, Mendag Zulkifli Hasan: Kok Kita Ribut Terus soal Perdagangan?
KRONOLOGI LENGKAP Bocah Kelas 2 SD di Pangandaran Tewas Tenggelam, Begini Kata Polisi Bocah Berumur 6 Tahun Tenggelam di Kolam Renang Dayang Resort Singkawang Cerita Mendag Zulkifli Hasan Perjuangkan Kemudahan Perdagangan RI ke Uni Eropa
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 93 94 Kurikulum Merdeka: Membandingkan Isi Teks Halaman all Zulhas menyinggung soal Undang undang Anti Deforestasi milik Uni Eropa. "Sekarang ini masing masing negara mulai mem protect negara masing masing seperti ada undang undang anti deforestasi," ujar Zulhas.
"Saya bilang, selama ini kok kita ribut terus? Anda (Uni Eropa) dengan Tiongkok kok enggak ribut, Vietnam enggak ribut, Thailand enggak ribut. Kok sama kita ribut terus?" lanjutnya. Ketua Umum Partai PAN itu menyayangkan hal tersebut. Menurut dia, Indonesia tak pernah menyulitkan UE ketika hendak mengekspor barang ke Tanah Air.
Maka dari itu, ia berharap perjanjian Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan UE bisa segera rampung agar memudahkan perdagangan antara dua pihak. "Karena kita kalau (ekspor) sepatu ke UE kena 9 persen, tuna kena 20 persen, sementara Vietnam dan Thailand nol tarifnya. Jadi, saya dan Kementerian Perdagangan bekerja keras agar ada toll way, hambatan hambatan itu bisa diselesaikan," kata Zulhas.