Berkembangnya industri perfilman dalam negeri membuat penonton semakin dimanjakan oleh karya berkualitas, dan Anda bisa mengunjungi https://nontonfilmindonesia.id untuk membaca review film yang lebih mendalam.
Dari aksi mendebarkan, drama keluarga hangat, hingga horor mencekam yang diakui festival internasional, deretan film Indonesia terbaik berikut memperlihatkan keberagaman cerita sekaligus kematangan sineas lokal dalam menggarap visual dan narasi.
Drama Kehidupan yang Dekat di Hati
Jika ingin menonton kisah drama remaja, “Ada Apa Dengan Cinta? 2” menawarkan nostalgia sekaligus kedewasaan karakter Rangga dan Cinta. Dalam ranah isu keluarga, “Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini” karya Angga Dwimas Sasongko menghadirkan dinamika tiga saudara yang tumbuh membawa trauma orang tua, penonton diajak mengeja luka sekaligus harapan di meja makan keluarga.
Aksi dan Thriller yang Menggetarkan Adrenalin
Di kancah internasional, “The Raid: Redemption” memperkenalkan koreografi silat ke mata dunia lewat adegan baku hantam intens dalam gedung pencakar langit. Sepuluh tahun berselang, Joko Anwar menghidupkan jagat bumilangit lewat “Gundala”, menampilkan action superhero sarat kritik ketimpangan sosial.
Bagi pecinta thriller psikologis, “Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak” karya Mouly Surya memadukan nuansa western dengan feminisme timur, menyuguhkan lanskap Sumba kering sebagai metafora ketidakadilan patriarki. Tak kalah menegangkan, “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas” adaptasi novel Eka Kurniawan memenangkan Golden Leopard di Locarno dengan kisah jagoan kampung yang takluk oleh masalah kejantanan.
Horor Lokal yang Mendunia
Gelombang baru horor Indonesia diawali “Pengabdi Setan” versi 2017 yang sukses menembus box office Asia Tenggara dengan atmosfir rumah tua dan teror iblis ibu. Joko Anwar kembali meneguhkan reputasinya lewat “Perempuan Tanah Jahanam”, menggabungkan legenda desa terkutuk dan balas dendam berdarah yang diakui Sundance.
Kreasi terbaru seperti “Qorin” menambahkan lapisan spiritual Islam dan dilema remaja pesantren, menunjukkan bahwa sineas muda terus mengeksplorasi mitologi Nusantara. Bila ingin kombinasi found-footage modern dan mistik klasik, “KKN di Desa Penari” menyajikan tragedi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata yang kesandung aturan gaib hutan Jawa.
Komedi dan Romansa Segar
Selepas kesuksesan novel Pidi Baiq, “Dilan 1990” menjadi fenomena remaja dengan dialog jenaka dan latar Bandung tahun 1990. Chemistry Iqbaal Ramadhan dan Vanesha Prescilla membawa penonton bernostalgia akan cinta pertama sederhana.
Untuk tawa hangat keluarga, “Ngeri-Ngeri Sedap” berlatar Batak mengutarakan konflik tiga anak yang diminta pulang demi pernikahan pura-pura, memadukan canda lokal dan nilai gotong-royong.